Sementara itu, di tempat terpisah, Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Prabowo Subianto, menyatakan, cadangan minyak di perut bumi semakin menipis. Sementara, kebutuhan energi dunia terus meningkat. Sejumlah negara maju yang haus pasokan energi telah mulai menyadari untuk beralih ke bahan bakar nonfosil. Bahan bakar nabati, yang dihasilkan dari tumbuh-tumbuhan, menjadi pilihan. Namun, seperti halnya minyak bumi, bahan bakar nabati tidak mudah diperoleh. Negara-negara yang tinggi kebutuhan energinya, seperti Amerika Serikat dan sejumlah negara di Eropa, belum tentu mampu memproduksi bahan bakar yang ramah lingkungan ini. Dari sisi investasi, tak diragukan, tak ada masalah bagi negara-negara maju untuk mengembangkan bahan bakar nabati. Masalah, justru ada pada ketersediaan bahan baku.
Tanaman sebagai bahan baku bahan bakar nabati, seperti kelapa sawit, jarak, jagung, ubi kayu, aren, dan sagu, justru mudah dijumpai di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Menyadari potensi tersebut, secara gencar, sejak beberapa tahun lalu HKTI telah mengampanyekan perlunya pengembangan bahan bakar nabati. Organisasi nirlaba ini memilih pohon aren sebagai bahan baku bioetanol.
Sejak tahun 2002, HKTI mengembangkan "perkebunan" aren di beberapa wilayah di Sulawesi. Saat ini, yang telah diuji coba untuk menghasilkan bioetanol baru di Minahasa, Sulawesi Utara.
Menurut Prabowo, dibanding tanaman sumber energi lainnya, pohon aren memiliki lebih banyak keunggulan. "Pohon aren mudah ditemukan, menyebar luas di semua wilayah Indonesia. Pengembangan aren untuk bahan bakar tidak berbenturan dengan kepentingan pangan. Selain itu, produksi bahan bakar dari aren tidak mengganggu aspek lingkungan, karena pohon aren bisa tumbuh berdampingan dengan tanaman lain," kata Prabowo di sela- sela dialog dengan sekitar 1.000 petani di Salatiga, Jawa Tengah, belum lama ini.
Semua bagian dari tanaman aren dapat dimanfaatkan. Bioetanol dihasilkan dari nira atau getah aren. Di Indonesia bioetanol dari aren, sebenarnya telah puluhan tahun dikembangkan. Namun, sejauh ini belum ada yang memproduksinya secara komersial, karena bahan baku yang digunakan juga hanya mengandalkan dari pohon aren yang tumbuh liar.
Search Enguine
Senin, 08 Februari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar